TEORI
AKUNTANSI DAN PERUMUSANNYA
1.
TEORI AKUNTANSI
Teori
akuntansi adalah adalah cabang akuntansi yang terdiri dari pernyataan
sistematik tentang prinsip dan metodologi yang membedakan dengan praktik.
Definisi lain teori akuntansi merupakan suatu susunan konsep, definisi, dan
dalil yang menyajikan secure sistematis gambaran fenomena akuntansi serta
menjelaskan hubungan antarvariabel dalam struktur akuntansi dengan maksud untuk
dapat memprediksi fenomena yang muncul.
Fungsi Teori akuntansi adalah :
1. Sebagai pedoman bagi lembaga penyusun standar akuntansi
2. Memberikan kerangka acuan dalam menyelesaikan masalah akuntansi yang tidak ada standar resmi
3. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca terhadap informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
Fungsi Teori akuntansi adalah :
1. Sebagai pedoman bagi lembaga penyusun standar akuntansi
2. Memberikan kerangka acuan dalam menyelesaikan masalah akuntansi yang tidak ada standar resmi
3. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca terhadap informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
4. Agar
laporan keuangan dapat diperbandingkan
5.
Memberikan kerangka acuan dalam menilai prosedur dan praktik akuntansi
Vernon kam
(1986) menganggap bahwa teori akuntansi adalah suatu sistem yang komprehensif
dimana termasuk postulat dan teori yang berkaitan dengannya. Dia membagi unsure
teori dalam beberapa elemen: postulat dan asumsi dasar, definisi, tujuan
akuntasi, prinsip atau standar, dan prosedur atau metode-metode.
Vernon Kam
(1986) mengemukakan fungsi dari adanya teori akuntansi sebagai berikut :
- Menjadikan pegangan bagi lembaga penyusunan standar akuntansi dalam menyusun standarnya.
- Memberikan kerangka rujukan untuk menyelesaikan masalah akuntansi dalam hal tidak adanya standar resmi.
- Menentukan batas dalm hal melakukan judgment dalam penyusunan laporan keuangan.
- Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca laporan terhadap informasi yang disajikan laporan keuangan.
- Meningkatkan kualitas laporan yang dapat diperbandingkan.
Sedangkan
Hendriksen (1982) mengemukakan kegunaan teori akuntansi sebagai berikut :
1.
Memberikan kerangka rujukan sebagai dasar untuk menilai prosedur dan praktik
akuntansi.
2.
Memberikan pedoman terhadap praktik dan prosedur akuntansi yang baru.
Menurut
Ahmed Belkaoui, tidak ada teori akuntansi yang lengkap pada kurun waktu. Oleh
karena itu, teori akuntansi harus mencakup semua literature akuntansi yang
memberikan pendekatan yang berbeda-beda satu sama lain. Tidak ada teori
akuntansi yang lengkap, yang mencakup dan memenuhi keinginan dari semua keadaan
dan waktu dengan efektif.
Teori
akuntansi harus dapat memberikan penjelasan mengenai praktik akuntansi;
menjawab,dan menjelaskan semua fenomena yang melatarbelakangi penerapan suatu
metode dalam praktik akuntansi. Teori akuntansi harus bisa memprediksi atau
bahkan menemukan gejala akuntansi yang belum diketahui.
2.
PEMBUAT KEBIJAKAN AKUNTANSI
Teori
akuntansi berkaitan erat dengan penyusunan kebijaksanaan akuntansi. Hubungan
antara teori akuntansi dan proses penetapan standar harus dipahami dalam
konteksnya yang luas. Kondisi ekonomi memiliki dampak terhadap faktor
politik dan teori akuntansi. Demikian juga,faktor politik memiliki dampak
terhadap teori akuntansi. Lingkungan akuntansi keuangan mempengaruhi proses
penetapan kebijakan,yang pada akhirnya juga akan turut menentukan proses
pelaporan keuangan. FASB dan SEC menjalankan fungsinya sebagai badan pembuat
kebijakan dalam bidang akuntansi keuangan sekaligus penetapan standar.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi penetapan kebijakan akuntansi :
1. Kondisi
Ekonomi
Tingkat inflasi
yang tinggi,terjadi pada tahun 1970 an dimana FASB mengharuskan pada perlunya
pengungkapan atas informasi mengenai perubahan harga adalah salah satu contoh
klasik dari kondisi ekonomi yang berimplikasi pada pembuatan kebijakan.
2. Faktor
Politik
Adapun yang
dimaksud dengan faktor politik adalah pihak-pihak yang merupakan subjek dimana
ketentuan dan berbagai regulasi dihasilkan.
3. Teori
Akuntansi
Teori
akuntansi dikembangkan dan disaring lewat sebuah proses riset akuntansi. Hasil
riset utama berasal dari akuntan pendidik,kantor akuntan publik,dan sektor
industri swasta.
Standar dan
pernyataan atau ketetapan lainnya yang dihasilkan oleh organisasi pembuat
kebijakan akan diintegrasikan dan diterapkan dalam praktek pada tingkat
organisasi.
Kemudian sebelum
laporan keuangan dihasilkan, auditor akan menjelaskan fungsinya sebagai fungsi
pengendalian yaitu memastikan adanya kecocokan antara praktik akuntansi dengan
berbagai ketentuan akuntansi yang ada. Setelah itu,barulah laporan keuangan
yang telah diaudit ini akan diterbitkan dan disajikan kepada para pemakai
(user).
Teori
akuntansi akan dapat bermanfaat apabila rumusan teori itu dapat dijadikan
sebagai alat untuk meramalkan apa yang akan diharapkan mungkin terjadi di masa
yang akan datang. Kalau demikian halnya, mestinya setiap Negara harus memiliki
dan merumuskan teori akuntansinya sendiri yang disimpulkan dari kondisi dan
fenomena ekonomi social yang dimilikinya, bukan mengambila alih sepenuhnya dari
susunan teori akuntansi Negara lain.
Hadibroto
(Media Akuntansi 1988) menekankan pentingnya teori akuntansi. Menurut beliau
ada sinyalemen yang berkembang yang menganggap bahwa seolah teori akuntansi
tidak dibutuhkan. Alas an yang mendasari pemikiran ini adalah baha akuntansi
bukanlah merupakan suatu disiplin ilmu yang menjelaskan semua gejala-gejala
akuntansi di dalam praktiknya. Akuntansi bersifat teknis dan procedural.
Pandangan ini keliru, teori akuntansi dapat memberikan penjelasan mengenai
praktik akuntansi, menjawab, dan menjelaskan semua fenomena yang
melatarbelakangi penerapan suatu metode dalam praktik akuntansi.
Hendriksen
menilai teori akuntansi sebagai suatu susunan prinsip umum akan dapat:
1.
Memberikan kerangka acuan yang umum dari mana praktik akuntansi dinilai
2. Teori
akuntansi yang dirumuskan tidak akan mampu mengikuti perkembangan ekonomi,
sisial, teknologi, dan ilmu pengetahuan yang demikian cepat.
3.
SIFAT TEORI AKUNTANSI
Teori
akuntansi memiliki beberapa sifat, diantaranya yaitu :
a)
Merupakan seperangkat prinsip yang logis, saling terkait dan membentuk kerangka
umum.
b)
Berkaitan erat dengan penyusunan kebijakan akuntansi.
c)
Harus mencakup semua literatur akuntansi yang memberikan pendekatan yang
berbeda-beda satu sama lain.
d)
Harus dapat memberikan penjelasan mengenai praktik akuntansi, menjawab dan
menjelaskan semua fenomena yang melatarbelakangi penerapan suatu metode dalam
praktik akuntansi.
e)
Harus dapat menjelaskan mengapa perusahaan lebih cenderung menggunakan metode
LIFO daripada FIFO dalam menilai persediaannya.
f)
Harus bisa memprediksi atau bahkan menemukan gejala akuntansi yang belum
diketahui.
g)
Sangat penting dalam menyusun dan memverifikasi prinsip akuntansi.
4.
PERIODISASI TEORI AKUNTANSI
Menurut
Godfrey dkk (1992) periodisasi teori akuntansi dapat digolongkan sebagai
berikut:
1.
Pre-theory period (1492-1800)
Peragalo
mengemukakan bahwa tidak ada teori akuntansi yang dirumuskan sejak Pacioli
sampai pada awal abad ke-19. kalaupun ada saran-saran atau
pertanyaan-pertanyaan belum dapat digolongkan sebagai teori atau pernyataan
yang sistematis.
2. General
scientific period (1800-1955)
Dalam
periode ini sudah ada pengimbangan teori yang penekanannya baru berupa
penjelasan terhadap praktek akuntansi. Di sini sudah ada kerangka kerja untuk
menjelaskan dan mengembangkan praktek akuntansi. Akuntansi dikembangkan
berdasarkan metode empiris yang mengutamakan pengamatan atas kenyataan
sehari-hari atau realitas bukan didasarkan pada logika. Laporan AAA ”A
Tentative Statement of Accounting Principles Affecting Corporate Reports pada
tahun 1938 serta laporan AICPA tentang A Statement of Accounting Principle
(Sanders, Hatfield dan Moore) merupakan dua contoh perumusan teori akuntansi
berdasarkan metode empiris atau disebut era general scientific ini.
3. Normative
period (1956-1970)
Dalam
periode ini perumus teori akuntansi mencoba merumuskan “norma-norma” atau
“praktek akuntansi yang baik”. Kalau dalam periode sebelumnya menekankan kepada
”APA” yang terjadi dalamperiode ini ”Bagaimana seharusnya” dilakukan, ”What
should be”. Pada periode ini muncul kritik terhadap konsep ”historical cost”
dan pendukung adanya ”conceptual framework”. Beberapa terbitan laporan pada era
ini adalah: An Inquiry into the Nature of Accounting oleh Goldberg yang
diterbitkan pada tahun 1965, AAA menerbitkan A Statement of Basic Accounting
Theory.
4. Specific
Scientific Period (1970-sekarang)
Periode ini
disebut juga “positive era”. Di sini teori akuntansi tidak cukup hanya dengan
sifat normatif tetapi harus bisa diuji kebenarannya. Norma dinilai subyektif
jadi harus diuji secara positif.
Pendekatan
normatif dikritik karena:
(1)
teori normatif tidak melibatkan pengujian hipotesa.
(2)
teori normatif didasarkan pada pertimbangan subyektif.
Karena teori
normatif dianggap merupakan pendapat pribadi yang subyektif maka tidak bisa
diterima begitu saja harus dapat diuji secara empiris agar memiliki dasar teori
yang kuat. Pada periode ini data empiris sudah banyak tersedia kemudian
teknik-teknik statistik dan teknik yang menggunakan disiplin lain untuk
melakukan pengujian sudah demikian banyak sehingga memudahkan melakukan
pengujian.
Tujuan dari
pendekatan teori akuntansi positif adalah untuk menerangkan dan meramalkan
praktek akuntansi. Salah satu contoh dalam penggunaan teori positif ini adalah
hipotesa ”bonus plan”. Hipotesa ini menunjukkan bahwa manajemen yang
remunerasinya didasarkan pada bonus maka mereka akan berusaha memaksimasi
pendapatannya melalui pendekatan akuntansi yang dapat menaikkan laba sehingga
bonusnya tinggi. Dalam penyusunan laporan keuangan manajemen tentu akan memilih
standar akuntansi yang dapat menaikkan laba atau bonus mereka.
Teori ini
akan dapat menjelaskan atau memprediksi prilaku manajemen dalam mana bonus plan
diberlakukan. Watts dan Zimmerman pendukung konsep ini dalam bukunya Positive
Accounting Theory menyatakan bahwa keuntungan pendekatan ini adalah bahwa
regulator bisa meramalkan konsekuensi ekonomis dari berbagai kebijakan atau
praktek akuntansi.
Menurut
Godfrey dkk pada akhir-akhir ini ada kecenderungan munculnya perbedaan antara
Riset Academics dan Riset Profesional yang sebelumnya dinilai seragam. Riset
Academics tetap dalam pendekatan positif yang umumnya menekankan pada peran dan
pengaruh informasi akuntansi sedangkan Profesional agak condong pada pendekatan
normatif yang umumnya menekankan upaya untuk menyeragamkan praktek akuntansi
agar lebih bermanfaat bagi praktisi.
5.
METODE PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI
Teori harus
mampu merumuskan kebenaran. Oleh karena itu teori harus selalu diuji. Ada 3
kriteria atau pihak atau sumber yang memiliki wewenang dalam mennetukan
kebenaran atas suatu teori, yaitu:
- Dogmatic
Kebenaran
dikatakan benar karena disampaikan oleh ahli yang memenang memiliki wewenang
untuk menyampaikan kebenaran dan ini tidak perlu diuji lagi. Keyakinan pada
kebenaran ini hanya berdasar pada kepercayaan, keyakinan, atau iman seseorang.
Misalnya keyakinan beragama, charisma seseorang, jabatan, dan lain sebagainya.
- Self evidence
Kebenaran
disampaikan dari suatu teori yang dibuktikan oleh pengetahuan umum, pengamatan,
atau pengalaman.
- Scientific
Kebenaran
disampaikan dari suatu teori yg dibuktikan lewat metode ilmiah. Teori
dirumuskan, diuji, dan seterusnya berulang secara terus-menerus.
Menurut
Godfrey, dalam mengaitkan antara teori dengan kenyataan , dikenal tiga jenis
hubungan, yaitu :
- Syntactic
Teori
dirumuskan dengan garis logis. Hubungan itu dirumuskan dalam bentuk aturan
seperti aturan bahasa, aturan matematik, dan lain sebagainya.
- Semantic
Teori
menghubungkan konsep dasar dari suatu teori ke objek nyata.hubungan ini
dituangkan dalam bentuk aturan yang sesuai atau definisi operasional. Semantic
menyangkut hubungan kata, tanda, atau symbol dari kenyataan sehingga teori itu
lebih mudah dipahami, realistic, dan berarti.
- Pragmatic
Tidak semua
teori memiliki aspek pragmatis. Disini pragmatis itu berkaitan dengan pengaruh
kata-kata, symbol terhadap manusia. Akuntansi dianggap memiliki kemampuan
mempengaruhi perilaku manusia.
6.
PENDEKATAN DALAM PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI
Dalam
literature dikenal beberapa pendekatan dalam menrumuskan teori akuntansi.
Masing-masing penulis memberikan metode yang diikutinya. Beberapa pendekatan
dalam perumusan teori akuntansi menurut Belkaoui adalah sebagai berikut :
- Pendekatan informal terbagi atas :
a.
Pragmatis, praktis, dan non teoritis
Dalam metode
ini perumusan teori akuntansi didasarkan atas keadaan dan praktik di lapangan.
Yang menjadi pertimbangan adalah hal-hal apa yang berguna untuk menyelesaikan
persoalan secara praktis.
b.
Pendekatan otoriter
Dalam metode
ini yang merumuskan teori akuntansi adalah organisasi profesi yang mengeluarkan
pernyataan-pernyataan yang mengatur praktek akuntansi.
- Pendekatan Teoritis terbagi atas :
a.
Pendekatan Deduktif
Perumusan
dimulai dari perumusan dalil dasar akuntansi (postulat dan prinsip akuntansi)
dan selanjutnya diambil kesimpulan logis tentang teori akuntansi mengenai hal
yang dipersoalkan. Pendekatan ini dilakukan dalam penyusunan struktur akuntansi
dimana dirumuskan dulu tujuan laporan keuangan, rumuskan postulat, kemudian
prinsip, dan akhirnya lebih khusus menyusun teknik atau standar akuntansi.
b.
Pendekatan Induktif
Penyusunan
teori akuntansi didasarkan pada beberapa observasi dan pengukuran khusus dan
akhirnya dari berbagai sampel dirumuskan fenomena yang seragam atau berulang
(informasi akuntansi) dan diambil kesimpulan umum (postulat dan prinsip
akuntansi).
Tahapan yang
dilalui adalah:
- Mengumpulkan semua observasi
- Menganalisis golongan observasi
- Penarikan kesimpulan umum
- Pengujian kesimpulan umum
- Pendekatan Etika
Dalam
pendekatan perumusan akunansi ini digunakan konsep kewajaran, keadilan,
pemilikan dan kebenaran. Menurut D.R. Scottkriteria yang harus digunakan dalam
perumusan teori akuntansi adalah keadilan dengan memperlakukan pihak yang
berkaitan secara adil.
- Pendekatan Sosial
Yang menjadi
perhatian utama dalam perumusan teori akuntansi adalah dampak social dari
teknik akuntansi. Jadi yang menjadi perhatian bukan pemakai langsung, tetapi
juga masyarakat secra keseluruhan.
- Pendekatan Makro Ekonomi
Pendekatan
ekonomi dalam perumusan teori akuntansi menekankan pada control perilaku
indikator makro ekonomi yang menghasilkan perumusan teori akuntansi. Dengan
demikian, pemilihan teknik akuntansi didasarkan pada dampaknya pada ekonomi
nasional. Dapat disimpulkan bahawa teknik dan kebijakan akuntansi harus dapat
menggambarkan realitas ekonomi dan pilihan terhadap teknik akuntansi harus
tergantung pada konsekuensi ekonomi.
- Pendekatan Eklektif
Merupakan
pendekatan dalam perumusan teori akuntansi dimana teori akuntansi dirumusan
tidak hanya pada satu pendekatan saja, melainkan kombinasi dari
pendekatan-pendekatan yang ada.
Dari
literature lain kita mengenal pendekatan komunikatif dalam perumusan teori
akuntansi. Pendekatan ini dikembangkan oleh Bedfourd dan Baldouni yang
menganggap akuntansi adalah sebagai suatu system yang terpadu dalam proses
komunikasi. Disini dirumuskan informasi apa yang perlu dan disajikan oleh
perusahaan kepada para pembaca agar mereka dapat menggunakannya dalam proses
pengambilan keputusan.
Banyak lagi
pendekatan yang perlu dikemukakan disini antara lain behavioural approach, yang
menekankan pada aspek perilaku yang ditimbulkan oleh informasi akuntansi,
pragmatic, nontheoritical approach, theory of account approach yang melihat
akuntansi dari aspek hubungan antara perkiraan yang dibangun dari dasar teori
double entry.
7.
PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI DI INDONESIA
Sampai saat
ini Indonesia masih belum berupaya secara intensif untuk merumuskan teori atau
standar akuntansinya sendiri. Kita masih tetap menggunakan teori atau standar
akuntansi Amerika atau yang terakhir dari IASC (International Accounting
Standard Committee) sebagai dasar pengembangan akuntansi di tanah air. Standar
akuntansi keuangan maupun pernyataan standar pemeriksaaan masih mengadopsi atau
menterjemahkan standar serat pedoman dari Amerika atau IASC dengan berbagai
modifikasi minor. Upaya yang baru dilakukan oleh profesi akuntansi adalah
perumusan prinsip akuntansi Indonesia namun belum menyentuh dasar teori
akuntansinya.
1. Teori Sintaktis (teori yang berhubungan dengan struktur akuntansi)
Teori yang mencoba menerapkan praktek akuntasi yang sedang berjalan dan meramalkan bagaimana akuntan harus bereaksi terhadap situasi-situasi tertentu, atau bagaimana mereka akan melaporkan kejadian-kejadian tertentu. Misal : dalam periode harga yang melambung tinggi LIFO akan cenderung menghasilkan laba yang lebih rendah dibandingkan metode FIFO.
2. Teori Semantis (teori interpretasional)
Teori yang berkonsentrasi pada hubungan antara gejala(obyek atau kejadian) dan istilah atau simbol yang menunjukannya. Misal : Interpretasi aktiva adalah nilai tersebut menunjukkan nilai manfaat di masa yad, konsep laba, konsep nilai.
3. Teori Pragmatik (teori perilaku/behavioral theories)
Teori yang menekankan pengaruh laporan serta ikhtisar akuntansi terhadap perilaku atau keputusan, mengukur dan menilai pengaruh ekonomik, psikologis dan sosiologis dari prosedur akuntansi alternatif dan media pelaporannya.
Pengertian Teori Akuntansi
A. Pengertian
Teori Akuntansi
Teori akuntansi merupakan penalaran logis dalam bentuk seperangkat
prinsip luas yang memberikan kerangka acuan umum yang dapat digunakan untuk
menilai praktek akuntansi memberi arah pengembangan prosedur dan praktek baru.
Tujuan teori akuntansi adalah untuk memberikan seperangkat prinsip logis
yang saling berkaitan, yang membentuk kerangka acuan umum bagi penilaian dan
pengembangan praktek akuntansi yang sehat. Dalam pengembangan teori akuntansi
selain pertimbangan kemampuan untuk menjelaskan atau meramalkan, juga harus
dipertimbangkan kesanggupan teori tersebut untuk mengukur risiko, atau
probabilitas prediksi untuk berfungsi sebagai pernyataan yang tepat atas
kejadian di masa depan.
B. Teori
Akuntansi Sebagai Sains
Teori
akuntansi sering diartikan sebagai sekumpulan prinsip – prinsip akuntansi yang
berlaku dan harus dianut dalam lingkungan tertentu.
Pengertian teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proposisi
yang saling berkaitan. Teori berisi pernyataan – pernyataan asumsi dan
hipotesis. Dan tujuan teori sendiri adalah menjelaskan ( menganalisis dan
memberi alasan mengapa fenomena atau fakta seperti yang diamati ) dan
memprediksi ( memberi keyakinan bahwa asumsi atau syarat yaang diteorikan besar
kemungkinan merupakan suatu fenomena atau kejadian tertentu yang akan terjadi
).
C. Aspek
Sasaran Teori
Aspek sasaran teori akuntansi ini adalah pembedan teori akuntansi
menjadi teori akuntansi positif ( berisi pernyataan tentang suatu kejadian,
tindakan, atau perbuatan seperi apa adanya sesuai dengan fakta atas dasar
empiris ) dan normatif ( berisi pernyataan dan penalaran untuk menilai apakah
sesuatu itu baik atau buruk atau relevan atau tidak relevan dalam hubungannya
dengan kebijakan ekonomik atau sosial tertentu.
D. Aspek
Tataran Semiotika
Semiotika merupakan bidang kajian yang membahas teori umum tentang tanda
– tanda dan simbol – simbol dalam bidang lingustika ( bidang kajian ilmu bahasa
yang membahas fonetik, gramatika, morfologi,, dan makna kata atau ungkapan).
Tanda atau simbol bhasa dan tata bahasa membentuk ungkapan bahasa yang menjadi
media komunikasi.
F. Teori
Akuntansi Semantik
Teori akuntansi semantik ini menekankan pembahasan pada masalah
penyimbolan dunia nyata atau realitas ke dalam tanda – tanda bahasa akuntansi (
elemen statemen keuangan ) sehingga orang dapat membayangkan kegiatan. Oleh
karena itu, teori ini banyak membahas pemdefinisian makna elemen,
pengidentifikasian atribut atau karakteristik elemen sebagai bahan pendefinisian,
dan penentuan jumlah rupiah elemen sebagai salah satu atribut.
G. Teori
Akuntansi Sintatik
Teori akuntansi sintatik merupakan teori yang berorientasi untuk
membahas masalah – masalah tentang bagaimana kegiatan – kegiatan perusahaan
yang telah disimbolkan secara semantik dalam elemen – elemen keuangan dapat
diwujudkan dalam bentuk statemen keuangan. Simbol – simbol tersebut ( misalnya
aset, kewajiban, dan lainnya ).
H. Teori
Akuntansi Pragmatik
Teori ini memusatkan perhatiannya pada pengaruh informasi terhadap
perubahan perilaku pemakai laporan. Dengan kata lain, teori ini membahas reaksi
pihak yang dituju oleh informasi akuntansi. Teori pragmatik juga membahas
berbagai hal dan masalah yang berkaitan dengan pengujian kebermanfatan
informasi baik dalam konteks pelaporan keuangan eksternal maupun
manajerial.
I. Penalaran
Deduktif
Penalaran
deduktif merupakan proses penyimpulan yang berawal dari suatu pernyataan umum
yang disepakati ( diebut premis ) ke pernyataan khusus sebagai kesimpulan. Penalaran
deduktif dalam akuntansi digunakan untuk memberi penjelasan dukungan terhadap
kelayakan suatu pernyataan akuntansi
J. Penalaran
Induktif
Penalaran induktif merupakan proses yang berawal dari suatu pernyataan atau
keadaan yang khusus dan berakhir dengan pernyataan umum yang merupakan
generalisasi dari keadaan khusus tersebut. Penalaran induktif dalam akuntansi
pada umumnya digunakan untuk menghasilkan pernyataan umum yang menjadi
penjelasan terhadap gejala akuntansi tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Hery, S.E.,
M.Si. 2009.Teori akuntansi.Kencana Prenada Media Group, Jakarta